Wednesday, May 18, 2011

Telkomsel Berpihak Pada Perusahaan Israel

Anggota Komisi I DPR Roy Suryo mempertanyakan sikap Telkomsel yang cenderung memihak perusahaan teknologi informasi milik Israel, Amdocs, dalam tender proyek Customer Relationship Management (CRM) senilai 200 juta dolar AS atau setara Rp1,8 triliun.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpC7i_xNZoIhcljwJwIsFn4aVoq7M0_KDvNUYobHFJTGYtCObbD73sYNbvmpHIgoWng6kKAp9HFyUWN0JSLh4kEk_8PuI8lXifQpjEUuUfHl1sVCAkhFlsdj9rOulcQ8tpexiG7DhQfSlT/s320/roy+suryo.jpg

"Sebelumnya kita pernah pertanyakan soal Amdocs, perusahaan yang sudah jelas-jelas milik Israel. Tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia dan memiliki resistensi di mata rakyat Indonesia. Tetapi dipercaya menjalankan billing system di Telkomsel. Sekarang muncul lagi, Amdocs mau didorong ke proyek CRM. Kami ingatkan Telkomsel," ujar Roy Suryo di Jakarta, Rabu.

Menurut Politisi yang juga ahli teknologi informatika itu, sangat berisiko apabila Amdocs dipercaya dalam program CRM, karena mereka langsung bersentuhan dengan pelanggan Telkomsel.

"Kalau CRM sangat berbeda dengan billing system. CRM sifatnya lebih strategis karena bersentuhan dengan SDM, sistem layanan dan pelanggan. Dalam hal ini, kita minta Telkomsel hati-hati. Masalah Israel sudah jelas sensitif di mata rakyat," tuturnya.

Dikatakannya bahwa Amdocs adalah perusahaan IT berbendera Israel dan fakta itu tidak bisa dibantah. Dalam laporan keuangan Amdocs di tahun 2009 disebutkan bahwa 100 persen saham Amdocs Inc. yang berdomisili di Missouri, AS, dimiliki Amdocs Ltd. yang bermarkas di Ra`na, Israel.

Di AS, Amdocs Inc hanya berperan sebagai "principal operating subsidiaries" atau anak perusahaan operasional Amdocs Ltd di Israel.

Dalam konteks ini, lanjutnya, Telkomsel seharusnya mengedepankan kenyataan bahwa pemerintah RI dengan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik, selain psikologi masyarakat Indonesia yang resisten terhadap Israel.

"Meski demikian, saya akan membagi informasi dengan Komisi VI yang mengawasi langsung Telkomsel sebagai BUMN. Dalam hal ini, kita tidak bisa main-main," tegasnya.

Pandangan senada dikemukakan Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq. Dia menilai masuknya Amdocs sebagai kepanjangan tangan Israel, tidak bisa dipandang remeh.

"Kita akan pertanyakan kepada pemerintah. Kalau perlu memberikan peringatan keras Telkomsel melalui Menkominfo. Apalagi kalau sudah menyangkut stabilitas dan keamanan nasional," tegasnya.

Kekhawatiran bahwa Amdocs akan menciptakan kegaduhan menyangkut stabilitas nasional bisa terwujud apabila perusahaan Israel itu terlibat penuh dalam CRM Telkomsel. Amdocs dinilai bisa dengan mudah memetakan profil pelanggan Telkomsel yang jumlahnya diperkirakan telah mencapai 100 juta.

Selain itu, bukan hal mustahil pula apabila berbagai informasi strategis yang diperbincangkan para pengambil keputusan di Indonesia melalui komunikasi seluler disadap dan kemudian dimanfaatkan untuk melemahkan sendi-sendi kenegaraan dan kebangsaan.

"Bila menyangkut teknologi dan telekomunikasi, maka urusan bisnis tidak bisa semata-mata dipandang sebagai murni bisnis. Bisnis teknologi dan telekomunikasi harus mempertimbangkan aspek politik, keamanan negara, dan kepentingan publik," tegas Mahfudz.

Sementara, Deputy Vice President Corporate Secretary Telkomsel, Aulia Ersyah Marinto enggan berkomentar terkait tender CRM Telkomsel. Dirinya menyatakan belum mengetahui kepastian Amdocs dalam tender proyek CRM itu.

"Saya tidak punya informasi soal itu. Saya coba cari informasi dulu ya," ujarnya. [source]

No comments:

Post a Comment