Sekawanan perampok bersenjata api (senpi) kembali beraksi di Jambi, kemarin dini hari (13/5). Kali ini korbannya, Kepala Dinas Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Muarojambi Mulyadi (45) dan keluarganya, yang tinggal di Jalan Kasim Lamlah, RT 17, No 47, Kelurahan Pematang Sulur, Telanaipura Kota Jambi. Pelaku yang berjumlah empat orang berhasil membawa kabur satu unit laptop Toshiba, tujuh unit handphone (HP) berbagai tipe dan uang tunai Rp 8,5 juta. Total kerugian akibat perampokan itu ditaksir mencapai Rp 20 juta. Selain menguras harta, pelaku juga menganiaya dan menyekap pejabat Muarojambi itu dan keluarganya.
Bahkan, anak bungsu korban yang masih berumur delapan tahun, Zahra juga tak luput dari sekapan hingga membuatnya shock. Kasus perampokan itu langsung dilaporkan ke Polsek Telanaipura, kemarin pagi. Saat ini, pelaku masih dalam proses penyelidikan.
Informasinya, peristiwa perampokan itu terjadi pukul 03.30. Saat kejadian, di rumah mewah itu ada lima penghuni. Mulyadi tidur pulas di kamar bagian depan. Sedangkan dua anaknya, Iqbal (14) dan Aziz (10) terlelap di kamar tengah. Sementara istri korban, Gustiati (44) yang juga PNS Diknas Pendidikan Provinsi Jambi dan anak bungsunya, Zahra (8) tidur di kamar belakang.
Drama perampokan itu berlangsung singkat, hanya 30 menit. Para pelaku masuk ke dalam rumah dengan cara mencongkel jendela samping rumah. Begitu masuk, pelaku langsung mendatangi Mulyadi di kamar depan yang kemudian mengancam akan membunuh korban jika sampai berani berteriak dan melawan.
Sembari dipukul dan ditendang, pelaku lalu mengikat kaki dan tangan Mulyadi di belakang dengan tali rafia. Mata dan mulut korban juga ditutup dengan lakban. Mereka meminta korban menunjukkan barang-barang berharga.
Setelah Mulyadi tak berkutik, pelaku lain melumpuhkan Gustiati dan Zahara, istri dan anak korban yang tidur di belakang. Dia juga diikat dan dilakban. Di bawah todongan pistol. Gustiati dan putrinya hanya pasrah saat pelaku meminta mereka duduk di kasur. Sembari mengancam, pelaku menanyakan di mana korban menyimpan barang-barang berharga.
Kemudian, pelaku beralih dengan mendobrak pintu kamar Iqbal dan Aziz. Selanjutnya, Iqbal dan Aziz digiring menuju kamar Gustitati. Di sana mereka sekeluarga dikumpulkan menjadi satu dengan tangan terikat dan mulut dilakban. Sementara itu, pelaku lain mulai membongkar lemari pakaian yang terletak di kamar tidur dan menguras isinya.
Hebatnya, tak satupun dari pelaku berjumlah empat orang itu yang menutup wajahnya. Mereka beraksi tanpa penutup kepala. Namun sayang, tak satupun dari pelaku yang dikenali korban. Para perampok dengan leluasa mengacak-acak kamar korban dan berhasil membawa kabur sejumlah barang berharga dan uang tunai sebanyak Rp 8,5 juta.
Para pelaku kemudian kabur menggunakan mobil jenis Carry yang sudah diparkir di depan rumah korban. Pantauan di lapangan, rumah korban memang terletak cukup jauh dari rumah penduduk. Wajar saja saat kejadian tak satupun warga sekitar yang tahu.
Sejumlah kerabat korban tampak ramai mengunjungi rumah yang di Police line itu. Belasan kendaraan dinas berplat merah berjejer di jalanan depan rumah korban. Bahkan, Sekda Kabupaten Muarojambi juga terlihat datang ke rumah korban.
Sementara, Mulyadi sekeluarga belum bisa diwawancarai dengan alasan masih shock. “Untuk saat ini, jangan dulu diwawancarai. Mereka masih shock,” ujar Irwansyah, salah satu keluarga korban.
Irwansyah menuturkan, begitu seluruh keluarga sudah dilumpuhkan, perampok mengacak-acak seluruh isi rumah dan menggasak harta milik korban dan anaknya. Setelah sekitar setengah jam beraksi pelaku lalu kabur lewat pintu belakang. “Semua isi kamar dibongkar, dari lemari pakaian sampai kotak perhiasan,” kata Irwansyah.
Kapolsek Telanaipura Kompol Lukman, membenarkan peristiwa itu. Menurutnya, setelah mendapat laporan anggotanya yang dipimpin Kanit reskrim Ipda Arief Nazaruddin langsung datang ke lokasi dan melakukan olah TKP. Sejumlah anggota polisi dan TNI juga ikut berjaga di sekitar lokasi. “Kami lakukan pengejaran, dan korban masih kami mintai keterangan,” kata Lukman.
Untuk diketahui, ini merupakan yang kedua kalinya perampok beraksi di Jambi dalam sepekan terakhir. Selasa (10/5) lalu, sekawanan perampok bersenjata api juga beraksi di Kabupaten Bungo. Korbannya, seorang toke karet, warga Dusun Tanjung Belit, Kecamatan Jujuhan, bernama Agus (40).
Selain membawa kabur uang Rp 90 juta dan 40 mayam perhiasan emas, pelaku yang berjumlah empat orang juga menganiaya korban dan keluarganya. Agus harus dilarikan ke puskesmas terdekat, setelah kepalanya dipukul pelaku dengan gagang pistol. Untuk memulihkan lukanya, kepala korban dijahit sebanyak 20 jahitan. Sementara istrinya, Siti Hara disekap pelaku dan mulutnya dibekap lakban.
Tak Mempan Disayat Pisau, Ditembak, Pistol Pelaku Macet
Kawanan perampok yang beraksi di rumah Mulyadi sempat dibuat keder. Meski dalam kondisi terikat dan ditodong pakai pistol dan golok, Mulyadi tidak mau menuruti permintaan pelaku, yang minta ditunjukkan tempat penyimpanan uang dan barang berharga.
Bahkan, pelaku yang kesal sempat menyayat perut Mulyadi dengan sebilah pisau tajam hingga berkali-kali. Tapi, pisau tersebut tak berhasil melukai korban. Merasa putus asa, pelaku lalu menodongkan pistol ke arah perut korban. Saat pemicu ditarik, pistol jenis revolver itu tak meletus.
Kapolsek Telanaipura Kompol Lukman, membenarkan pelaku sempat mau melukai korban. “Karena tidak mau memberi tahu tempat penyimpanan uang, kemudian korban ditikam dan ditembak dengan pistol. Tapi, korban berhasil selamat dan tidak mengalami apa-apa. Cuma bekas sayatan pisau diperut,” katanya
Cerita serupa juga diungkapkan Irwansyah, salah seorang keluarga korban. “Perampok juga sempat marah dengan menggesot perut Pak Mulyadi hingga berkali-kali. Tapi tak berhasil melukai. Mereka juga mencoba menembak Pak Mulyadi, tapi pistolnya macet,” ujar Irwansyah.
Ketua RT 17 Abas mengatakan, kejadian perampokan di rumah Mulyadi berlangsung sangat singkat. Dia menduga, pelaku adalah orang dekat. Paling tidak, pelaku sudah sejak lama mengenali korban.
“Saya kira mereka sudah lama mengintai. Soalnya, warga yang ronda malam, terakhir lewat di kediaman korban sekitar pukul 03.00. Tapi, saat itu tak satupun warga yang melihat ada yang mencurigakan di sana,” kata Abas.
Menurutnya, peristiwa ini akan menjadi pelajaran berharga pihaknya untuk lebih gencar menggiatkan ronda malam. “Selama saya disini, baru kali ini lingkungan kami disatroni rampok. Kalau maling biasa sudah sering,” tukasnya.
Terpisah, salah seorang warga mengaku sempat melihat sebuah mobil kijang Inova warna silver mondar-mandir di kawasan tersebut. Hanya sayang, belum bisa dipastikan apakah pelaku ada kaitanya dengan keberadaan Kijang Inova misterius tersebut. “Sejak seminggu ini, mobil itu sering mondar-mandir,” ujarnya. [source]
Saturday, May 14, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment